Laman

Rabu, 30 April 2014

Ungerechtigkeit auf der Welt

Auf einem Kontinent leben 18 Menschen mit 80 Euro Geld => 4,4 Euro pro Person
Auf dem anderen leben 5 Menschen mit 10 Euro Geld => 2 Euro pro Person

Es gibt aber auch:
3 Menschen, die mit 100 Euro Geld leben dürfen => 33,3 Euro pro Person
Sogar lebt 1 Mensch mit 80 Euro Geld auf dieser Welt => 80 Euro pro Person


Ist das gerecht?
Heutige Erinnerung

Jumat, 04 April 2014

Apa sikap kita terhadap Pemilu 2014?

Seperti yang telah kita ketahui bersama, pada tanggal 9 April 2014 nanti akan dimulai pesta demokrasi terbesar se - Asia Tenggara: PEMILU.

Tahun 2009 kemarin adalah kali pertamaku boleh mengikuti Pemilu.
Sesudah mencontreng, aku masih ingat benar, jempolku dilumuri dengan tinta sebagai penanda kalau aku sudah mencontreng pada hari itu.

Hari itu aku benar-benar bahagia. Tepat di tahun aku berusia 17 tahun diselenggarakan pula Pemilu: Artinya aku tidak membuang waktuku untuk mulai terjun ke ranah politik :)


Karena aku tinggal di luar negeri, aku harus mengikuti Pemilu 2014 ini dengan mencoblos calon legislatif dari Dapil Jakarta 2. Aku harus mengakui kalau aku buta sama sekali dengan calon-calonnya, dan sempat terlintas di pikiranku: siapapun yang jadi juga terserah. Mereka akan mewakili rakyat Indonesia dengan cara pandang kejakartaan, yang menurutku pastinya kurang memperhatikan pembangunan di daerah lain selain Jakarta maupun Pulau Jawa.

Berkat ngobrol-ngobrol dengan teman-teman di Komunitas Mahasiswa Indonesia Heidelberg, aku mendapatkan sedikit pencerahan dan semangatku kembali.
"Pemilu luar negeri pertama ya bingung, ibarat beli kucing dalam karung. Kalau yang bersangkutan artis, mungkin kucingnya kelihatan lebih cantik karena udah tersohor..", demikian ujar salah seorang teman.

Teman yang lain pun mengusulkan untuk diadakan adanya sosialisasi Pemilu. Yah, nggak perlu yang serius-serius banget, seenggaknya kami ada kesempatan untuk kumpul-kumpul dan ngobrolin bareng tentang Pemilu 2014 (karena barangkali ada yang kurang info, karena di sini nggak ada iklan2 poster2 spanduk2 baliho2 bertebaran)


Setelah melalui proses "belajar" ini, akhirnya aku yang sempat kurang motivasi dan mungkin tersibukkan dengan aktivitas perkuliahan tercerahkan juga.
Menggunakan suara memang adalah "hak" seorang warga negara. Banyak tersiar kabar bahwa caleg A dari partai B begini begini begini, caleg C dari partai D begitu begitu begitu lalalalala.
Hal ini membuat kebanyakan orang memilih bersikap malas terhadap yang namanya Pemilu.

"Pemilu itu cuman nyariin kerjaan buat orang"
"Siapapun yang kepilih juga cuman mikirin perutnya sendiri"
"Paling ya korupsi lagi"

Nada-nada pesimistis ini harus kita akui telah menjamur di masyarakat kita. Ketidakpercayaan lagi terhadap yang namanya pemerintah dan wakil rakyat. Apalagi didukung dengan tersiarnya kabar-kabar negatif dari media massa di Indonesia.


Akan tetapi, melalui tulisan ini aku ingin membagi pemikiran yang aku dapatkan.
- Hubungan yang baik dengan orang lain akan terjalin, karena adanya rasa percaya.
- Di dalam hubungan yang baik, pasti terjadi yang namanya timbal balik. Ketika aku hari ini diberi, aku selalu berkeinginan suatu saat nanti untuk gantian memberi.

Secara logisnya:
- Tidak akan pernah ada pemerintahan yang baik, kalau tidak ada rasa percaya antara pemerintah dengan warga negaranya.
- Pemerintah Indonesia mau mengadakan pemilu, mempercayai kita (seluruh warga negara yang ada, baik yang berjas berdasi maupun yang bertelanjang kaki) untuk memilih caleg untuk menjadi wakil rakyat. Kesempatan untuk memilih pemerintahan yang lebih baik itu ADA.
- Dan aku nggak tahu dengan Pemilu tahun 2009 (mungkin masih belum cukup dewaas), tapi menurutku biodata caleg yang bisa diakses melalui kpu.go.id adalah sebuah kemajuan dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia.

=> Aku punya koneksi internet, aku bisa mengakses tawaran untuk mengenal caleg itu.
=> Mungkin memang nggak semua caleg punya riwayat hidup yang meyakinkan, tapi nggak sedikit juga koq yang bener-bener kelihatan pengen memberikan karya terbaiknya untuk bangsa dan negara ini.


Dan akhirnya aku memutuskan:
- Gerakan untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik SUDAH dimulai. Nggak sedikit caleg yang emang beneran mau memberikan karya terbaiknya. Siapa saja mereka? Yuk kita pilih.
- Kita harus mengakui kalau kita sudah "terjebak" dengan yang namanya kemalasan dan kesalahan persepsi dalam mengartikan memilih itu adalah sebuah hak. Ayooo, caleg berkualitas ini butuh dukungan suara kita.
- Pemimpin yang baik dalah mantan pengikut yang baik. Aku tahu, kita semua pengen Indonesia yang lebih baik. Semua pengen ngelakuin ini itulah untuk Indonesia, tapi pakai embel2 "dan mungkin bila NANTI". Ya kalau kita kesampean jadi kan. Caleg berkualitas ini toh sudah ada, mungkin kita nggak sepenuhnya sepaham, tapi kita harus tahu diri kalau tonggak kepemimpinan bangsa ini sedang ada di tangan mereka. Saat ini, mari kita berikan kepercayaan kita untuk mereka.

-> Di Pemilu 2014 ini, aku yang aslinya orang Salatiga ini akan memilih seorang caleg dari Dapil Jakarta, yang setelah aku pelajari memang bener-bener berkualitas. Kuberikan suaraku untuknya, untuk Indonesia yang lebih baik!