Laman

Minggu, 30 November 2014

Der Heilige und der Sünder

Jeder Heilige hat eine Vergangenheit und jeder Sünder hat eine Zukunft..

Ich habe meine Zeit total verschwendet. Nur noch 3 Wochen. Ich muss es können..!

Senin, 27 Oktober 2014

Empat Mata dan Keris Orang Jawa (Menegur dan Ditegur Orang Lain)


Eitsss, jangan salah. Empat mata yang dimaksud di sini bukanlah acara empat mata maupun bukan empat mata yang dipandu oleh Tukul Arwana.

YANG MAU MENEGUR (ATAU SERING NGOMONGIN/"NGRASANI") ORANG LAIN,
WAJIB BACA
Tidak jarang dalam hidup ini kita menjumpai peristiwa, di mana ada orang lain di sekitar kita yang berbuat tidak sesuai dengan norma-norma yang berada dalam masyarakat, maupun norma-norma yang kita jadikan pedoman dalam pribadi kita masing-masing. Peristiwa ini akan menyebabkan timbulnya yang namanya "unek-unek" dalam hati kita.

Beberapa orang mempunyai kapasitas yang cukup besar untuk menyimpan unek-unek ini, tetapi beberapa orang tidak. Satu hal yang pasti: seperti peribahasa sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, di level tertentu orang yang mempunyai kapasitas cukup besar tadi pun tak kuasa untuk menyimpan unek-unek ini sendirian.

Orang tua, saudara, dan sahabat adalah orang-orang yang sering kita jadikan pilihan untuk mengutarakan unek-unek itu tadi. Ketika unek-unek ini disampaikan, terjadilah yang namanya curahan hati atau curhat. Setelah MelaCur (Melakukan Curhat), orang akan merasa lebih baik karena ia merasa didengarkan dan dimengerti.

Pertanyaannya: Apakah unek-unek kita selesai setelah kita melacur?

Melacur pada hakikatnya sama dengan menggosip: membicarakan orang lain di belakang, tanpa sepengetahuan orang tersebut. Seringkali gosip ternyata justru membuat masalah menjadi lebih panjang, yaitu ketika "ember" dilakukan. Curhatan ini bocor dan sampai ke telinga orang lain. Bahkan, tidak jarang "kebocoran" ini diperkaya dengan bumbu-bumbu cerita lain, sehingga cerita awal bahwa si A itu melakukan X menjadi si A itu melakukan X+, X++, hingga menjadi Y.

Seorang Romo di Paroki St. Paulus Miki Salatiga menganalogikan hal ini dengan senjata Keris milik orang Jawa.
1. Ketika dibawa, Keris ini selalu diletakkan di belakang. Inilah budaya orang Indonesia, khususnya orang Jawa. Ketika ada unek-unek, kita cenderung untuk mengutarakannya kepada orang lain (ngomongin orang di belakang). Hal ini karena orang Jawa tidak ingin berkonfrontasi langsung dengan orang lain. Padahal penyampaian unek-unek ini di belakang (tanpa sepengetahuan orang tersebut) sebenarnya adalah kejam, karena yang bersangkutan tidak diberi kesempatan untuk membela diri.
2. Keris tidak dibuat lurus seperti pedang, tetapi berkelok-kelok. "Senjata di belakang" ini ketika tertancap ke tubuh seseorang, untuk mengeluarkannya lagi akan menjadi sulit. Cerita yang diberi bumbu bermacam-macam tadi membuat masalah menjadi lebih rumit. Ketika si A mendengar cerita yang sudah menjadi Y tadi (mendengar bahwa dia "dirasani", si A malahan akan menjadi merasa difitnah, karena yang dia lakukan sebenarnya maksimal hanyalah X, dan mungkin ada alasan kenapa dia melakukan X (si A belum tentu salah). Karena merasa difitnah, si A yang tidak terima tadi tidak akan bisa menemui kita dengan kepala dingin. Akibatnya: masalah tidak selesai-selesai, malah menjadi semakin rumit.

Lihat, ngomongin orang di belakang atau "ngrasani" sebenarnya bukan cara yang "halus" untuk mengutarakan unek-unek kita bukan? 


Di Alkitab ternyata ada petunjuk, bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap "unek-unek" ini:
Kutipan Mat. 18:15-20
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata"
"Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan"
"Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat"


Urutan-urutannya jelas. Apabila kita mempunyai unek-unek, hal yang paling tepat kita lakukan adalah untuk mengutarakan unek-unek itu langsung kepada orangnya. Konfrontasikanlah secara langsung, tetapi tetap dengan semangat "ini kritik yang membangun, akan menjadikannya pribadi yang lebih baik".

Ada 2 kemungkinan kenapa orang berbuat tidak sesuai norma yang berlaku:
1. Ketidaktahuan
2. Tahu, tapi ndableg (bandel)

Syukur, kalau orang itu ternyata hanya belum tahu. Dengan diberi tahu, dia akan segera bisa menyesuaikan diri.
Tetapi apabila orang itu masuk ke kategori yang kedua, bukannya minta maaf tetapi malah marah-marah tidak terima: tidak masalah. Semuanya memang butuh waktu, dan memang tidak gampang untuk mengakui kesalahan. Dibutuhkan kebesaran hati dan sikap ksatria.
Jangan balik marah-marah ke dia karena dia ini koq ndableg, ingatlah peribahasa: "kalah jadi abu, menang jadi arang".

Coba deh amati dulu perkembangannya selama beberapa hari atau beberapa minggu, barangkali dia hanya gengsi untuk meminta maaf, tetapi sebenarnya dia mendengarkan teguran kita dan pelan-pelan mau berubah untuk menyesuaikan diri. Tidak masalah bukan?
Toh tujuan tercapai, tidak ada lagi yang membuat hati kita merasa terunek-unek kalau dia sudah bisa menyesuaikan diri.

Nah, apabila "sakitnya" masih berlanjut, barulah di sini kita sah (akupun mendukung) untuk tidak lagi melakukan empat mata, tetapi untuk menegur dia di hadapan orang lain.

Jadi, apakah Saudara setuju bahwa mulai dari sekarang kita akan mengurangi tindakan "nggosipin" orang?

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


YANG TIDAK MAU DITEGUR ORANG LAIN, WAJIB BACA:
Aku pribadi menilai bahwa peribahasa "kuman di seberang lautan tampak, tetapi gajah di pelupuk mata tidak tampak" adalah benar. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa Saudara mempunyai kemampuan lebih, yaitu bisa menilai diri sendiri dengan sangat baik dan Saudara tahu bahwa Saudara tidak layak ditegur oleh orang lain karena selama ini sudah menjalankan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya.

Pertanyaannya: Kalau kita ditegur secara empat mata (sesuai cara di atas), apakah itu akan merendahkan harga diri Saudara?

Menurutku koq tidak. Teguran yang diberikan oleh orang lain adalah bukti bahwa orang itu peduli dan sayang terhadap kita. Dengan ditegurnya Saudara secara empat mata, itu berarti ia ingin menjaga harga diri Anda, bukan merendahkan. Ia ingin Saudara berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Cobalah tetap dengarkan, karena dengan mendengarkan sebenarnya Saudara berkesempatan untuk mendapatkan informasi baru. Apabila yang ia sampaikan benar dan Saudara ternyata menyadari bahwa Saudara ada sedikit kesalahan, Saudara juga tidak harus mentah-mentah mengakui kesalahan koq (akupun menyarankan demikian). Hanya saja, kali ini cara berpikir Saudara telah diperkaya dengan mengetahui bagaimana pandangan orang lain terhadap Saudara. Dan akhirnya, adalah hak Saudara sepenuhnya untuk menentukan keputusan final apakah untuk mengikuti nasihatnya, tidak mengikuti, atau mencari alternatif ketiga yang mungkin lebih baik daripada keduanya.

Jadi, apakah Saudara mau mencoba mendengarkan dan memahami teguran dari orang lain?


Semoga tulisan di atas bermanfaat, untuk Indonesia yang lebih baik!

Minggu, 17 Agustus 2014

Mengambil Sisi Positif dari Segala Sesuatu

Pagi hari, hariku sudah dirusak.
Siang hari, aku tidak memetik hari.
Sore hari, aku sepertinya malah gantian merusak hari orang.
Malam hari, aku menyadari bahwa aku lupa mengambil sisi positif dari segala sesuatu.

Hidup ini, seperti laiknya uang logam yang mempunyai 2 sisi.
Rasa-rasanya manusia berdosa seperti saya punya kecenderungan hanya untuk melihat sisi yang ini: yang membuat aku mengeluarkan pernyataan: "Heute ist ein beschissener Tag".

Tapi malam hari ini tiba-tiba aku mendapat wangsit: "mungkin memang beginilah siklus kehidupan manusia itu: ada tahapan di mana orang mulai egois dan hanya memikirkan dirinya sendiri-sendiri"
Aku harus bisa menerima masa transisi ini dan tetap bersikap proaktif:

"Daripada menyinggung-nyinggung terus tentang keegoisan mereka, lebih baik aku menyampaikan terima kasih atas waktu yang mereka berikan untuk bertemu denganku hari ini, walaupun hanya sejenak dan tidak sesuai dengan harapanku.."


Eh, aku jadi ingat lagunya Didi Kempot
"Sanadyan wektu mung sedhelok, kanggo tamba kangen jroning dhadha.."
Makasih buat wejangannya, Om Didi Kempot!

Sabtu, 16 Agustus 2014

Menciptakan Sejarah

OMG, malam ini ku ingin Kau ada di sini.
Tuhan, besok dan lusa kami akan menciptakan sejarah baru peradaban bangsa Indonesia di tanah perantauan Jerman.

Berkatilah rencana kami ini, ya Tuhan. Kami serahkan masa depan kami ke dalam tangan kuasaMu..



Senin, 07 Juli 2014

But hearts never forget..

Introduced by Father Peter Egielewa,
by the time he leaves for Bonn..

Time passes,
Memories fade,
Feelings change,
People leave,
.. but hearts never forget..

Sabtu, 05 Juli 2014

Serangan Fajar

Pagi, Sabtu 5 Juli 2014 ini kami WNI di Jerman mendapatkan kesempatan terlebih dahulu untuk memberikan suara di TPU untuk Pemilihan Umum Presiden - Wakil Presiden Indonesia Periode 2014-2019

Melalui tulisan berikut ini, perkenankan aku untuk menyampaikan unek-unekku seputar Pemilu kali ini. Anggap saja tulisan ini sebagai sebuah SERANGAN FAJAR dari seorang mahasiswa huehehe.

Kira-kira sudah sekitar 2 bulan ini halaman Home-ku selalu dipenuhi dengan berbagai macam tulisan tentang kampanye dari para pendukung pasangan nomor urut 1 maupun nomor urut 2: Kata-kata seperti "black campaign", "tegas", "pencitraan", dan "salam dua jari" menjadi konsumsi publik sehari-hari.
Aku merasa ada hal yang aneh di dalam Pemilu kali ini. Semua orang seakan-akan menjadi wartawan dan juru bicara dadakan: share tulisan sana-sini, bikin polling, mengganti foto profil dengan "stand on the right side", dll. Kita bahkan tidak malu-malu lagi menyatakan di media sosial bahwa saya adalah pendukung pasangan nomor urut 1 maupun nomor urut 2 dengan segala bentuk kemungkinan yang ada.

Ada beberapa pertanyaan sehubungan dengan itu yang mengusik pikiranku:
a. Apakah Pemilu di Indonesia memang jalannya seperti ini? Ini kedua kalinya aku mendapatkan kesempatan untuk memberikan suara. Barangkali waktu yang pertama kali teman-temanku dan aku belum sedewasa sekarang.
b. Apakah ini karena perkembangan media sosial? Memang sih waktu itu media sosial belum berkembang sejauh ini.
c. Apakah ini tanda-tanda kemajuan positif dari sebuah negara demokrasi? Aku masih mengingat betul pelajaran waktu di bangku sekolah dulu. Pemilu itu dilaksanakan secara LUBeR JurDil: Langsung Umum Bebas Rahasia Jujur dan Adil.
Hmm, mungkin hanya saat pencoblosannya saja yang berlangsung rahasia ya, sebelum Pemilunya ya serah-serah aku dong..

Aku menilai kampanye Pemilu ini koq terlalu berlebihan. Diadakannya 5 kali debat Capres-Cawapres sudah cukup buatku sebagai media berkampanye. Kedua calon memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri, memiliki pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam memecahkan permasalahan di Indonesia. TETAPI mereka mempunyai sebuah kesamaan: mereka mau membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, mereka cinta tanah air beta, Indonesia!

Di dalam Debat Capres-Cawapres yang sudah menemani akhir pekan kita selama sebulan terakhir ini, mereka bersama timnya telah bekerja keras menghadirkan visi, misi, program-program, solusi maupun ide-ide segar untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada di Indonesia. Kandidat A telah mendengar hal-hal itu dari kandidat B, demikian pula sebaliknya. Kita juga telah mendengar hal-hal itu, bahkan video debat tersebut diunggah di internet sehingga bisa kita tonton berkali-kali. Ide-ide segar itu nanti tetap bisa kita suarakan, kita tagih ke kandidat terpilih untuk dilaksanakan.

Juga mengambil kata-kata dari seorang kandidat di Pemilihan Umum Ausländer/Migrationsrat di Heidelberg kemarin, "Im Prinzip ist es meiner Meinung nach zweitrangig, wen du wählst. Das Wichtigste ist, dass du wählen gehst" yang artinya "Secara prinsip, siapa yang kamu pilih, menurutku adalah prioritas selanjutnya. Yang terpenting adalah, bahwa kamu pergi ke TPU untuk memilih".
Hal ini karena, itu akan menunjukkan partisipasi kita terhadap adanya Pemilihan Umum tersebut.

Jadi, dengan ini aku ingin memberikan SERANGAN FAJAR:
Pemilihan Umum nanti bukan tentang kemenangan Pak Prabowo maupun kemenangan Pak Jokowi, melainkan tentang kemenangan SELURUH rakyat Indonesia.
Siapapun yang jadi, dia adalah pemimpin yang akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, berkat ide-ide dan pemikiran hasil kerja keras dari kedua belah pihak selama ini.

Jadi, buat aku Pemilu itu tidak perlu ribut sana ribut sini, Saudara/i silakan pilih saja pasangan kandidat YANG BERKENAN DI HATI.

Selamat memilih dan berpesta demokrasi!

http://media.vivanews.com/images/2014/04/01/246026_warga-kampung-di-diy-terima--serangan-fajar-.jpg

Sabtu, 28 Juni 2014

Thanks be to God

Sehr geehrter Herr Putra,

danke für Ihr Interesse. Wir könnte Ihnen vielleicht einen Platz anbieten. Bitte setzen Sie sich ... in Verbindung und vereinbaren Sie in der kommenden Woche einen Interviewtermin.


#ThanksbetoGod

Rabu, 18 Juni 2014

I believe in the future i see with my eyes

Mir ist das Thema bisher noch das Attraktivste und hätte gerne meine Kenntnisse in diesem Bereich vertiefen.
Von meiner Seite hoffe ich, dass das Praktikum am 18.08. beginnen kann

Crossed finger..

Sabtu, 07 Juni 2014

Puji Syukur 507: Hai Umat, Apa Salahku

Hai Umat, Apa Salahku

Halooo semua,
http://www.lagumisa.web.id/lagu/ps-507/direct_download.php?file=ps-507-all.mp3


Aku mau share sedikit.
Kemarin hari ceritanya aku jadi koordinator ngadain sebuah misa berbahasa Indonesia di Jerman.
Aku bisa merekomendasikan website lagumisa.web.id sebagai website yang bisa membantu kita mempersiapkan misa tersebut, apabila kalian tidak memiliki cukup buku puji syukur.

Baik teks lagu maupun bagaimana bunyinya lagu itu bisa diunduh di sana.


Saatnya bergalau ria:
Besok sebenarnya kita bakal merayakan hari raya Pentakosta sih (50 hari setelah kebangkitan Yesus),
tapi karena alesan tertentu malem ini aku spontan langsung cari-cari lagu ini, ketemu, dan pengen menyanyikannya..

Kamis, 05 Juni 2014

Asal Nama Irawan

Diambil dari Kitab Mahabharata.

Arjuna menikah dengan 18 istri.
Irawan merupakan buah cintanya kepada Dewi Ulupi.


#sekilasinfo
#duniapewayangan

Jumat, 23 Mei 2014

Public Transport

Sufficient public transport facility indicates how developed a country is.
If workers reach their office just in few minutes, they can live in suburbs, instead of towns.
Besides that, it contributes an important role in order to save our environment.

One of the classical problems in a developing country is the high population density in its capital city. It's true as once said, "There are ants, where there sugar is". People always want getting more money to increase their life quality. Thus they look for job in big cities and the capital city is mostly a good choice. They move in the city. Afterwards the city is being crowded and traffic jams aren't avoidable.
As the government we aren't supposed to blame those people. One of the best solutions is the public transport. Moving together as a group will reduce the number of traffic jams. Furthermore, they must not live in the middle of town, but perhaps in suburb, due to rapid transport facility to town.

Public transport is able to save our environment as well. The emission of CO2 gas leads to the global warming. Driving own cars or motorcycles means resulting more CO2 gas in the world. On the one hand however, sometimes it is really necessary to use them. But, does each of us do need them everyday for our daily activities?
In fact, as workers we have almost the same daily activities: go to work in the morning, stay in the office during the worktime and go home in the evening. Neither cars nor motorcycles are used during the worktime. Thus why should we not try to use public transport together instead?

From the reasons above, we can draw a conclusion that the installation of good public transport facility is crucial for our developing country.


Rabu, 21 Mei 2014

I do not want to get the second prize again

Dear friends of mine,

I do not want to get the second prize again.
It is not just about my academic life, but i mean seriously: it is about my whole life.

I am not a trash, but i am someone.
I am not a spare tire, but i am a rear tire. I am moving.




Today is May 21st,
Time to say goodbye to May 17-20, 2013!

Rabu, 30 April 2014

Ungerechtigkeit auf der Welt

Auf einem Kontinent leben 18 Menschen mit 80 Euro Geld => 4,4 Euro pro Person
Auf dem anderen leben 5 Menschen mit 10 Euro Geld => 2 Euro pro Person

Es gibt aber auch:
3 Menschen, die mit 100 Euro Geld leben dürfen => 33,3 Euro pro Person
Sogar lebt 1 Mensch mit 80 Euro Geld auf dieser Welt => 80 Euro pro Person


Ist das gerecht?
Heutige Erinnerung

Jumat, 04 April 2014

Apa sikap kita terhadap Pemilu 2014?

Seperti yang telah kita ketahui bersama, pada tanggal 9 April 2014 nanti akan dimulai pesta demokrasi terbesar se - Asia Tenggara: PEMILU.

Tahun 2009 kemarin adalah kali pertamaku boleh mengikuti Pemilu.
Sesudah mencontreng, aku masih ingat benar, jempolku dilumuri dengan tinta sebagai penanda kalau aku sudah mencontreng pada hari itu.

Hari itu aku benar-benar bahagia. Tepat di tahun aku berusia 17 tahun diselenggarakan pula Pemilu: Artinya aku tidak membuang waktuku untuk mulai terjun ke ranah politik :)


Karena aku tinggal di luar negeri, aku harus mengikuti Pemilu 2014 ini dengan mencoblos calon legislatif dari Dapil Jakarta 2. Aku harus mengakui kalau aku buta sama sekali dengan calon-calonnya, dan sempat terlintas di pikiranku: siapapun yang jadi juga terserah. Mereka akan mewakili rakyat Indonesia dengan cara pandang kejakartaan, yang menurutku pastinya kurang memperhatikan pembangunan di daerah lain selain Jakarta maupun Pulau Jawa.

Berkat ngobrol-ngobrol dengan teman-teman di Komunitas Mahasiswa Indonesia Heidelberg, aku mendapatkan sedikit pencerahan dan semangatku kembali.
"Pemilu luar negeri pertama ya bingung, ibarat beli kucing dalam karung. Kalau yang bersangkutan artis, mungkin kucingnya kelihatan lebih cantik karena udah tersohor..", demikian ujar salah seorang teman.

Teman yang lain pun mengusulkan untuk diadakan adanya sosialisasi Pemilu. Yah, nggak perlu yang serius-serius banget, seenggaknya kami ada kesempatan untuk kumpul-kumpul dan ngobrolin bareng tentang Pemilu 2014 (karena barangkali ada yang kurang info, karena di sini nggak ada iklan2 poster2 spanduk2 baliho2 bertebaran)


Setelah melalui proses "belajar" ini, akhirnya aku yang sempat kurang motivasi dan mungkin tersibukkan dengan aktivitas perkuliahan tercerahkan juga.
Menggunakan suara memang adalah "hak" seorang warga negara. Banyak tersiar kabar bahwa caleg A dari partai B begini begini begini, caleg C dari partai D begitu begitu begitu lalalalala.
Hal ini membuat kebanyakan orang memilih bersikap malas terhadap yang namanya Pemilu.

"Pemilu itu cuman nyariin kerjaan buat orang"
"Siapapun yang kepilih juga cuman mikirin perutnya sendiri"
"Paling ya korupsi lagi"

Nada-nada pesimistis ini harus kita akui telah menjamur di masyarakat kita. Ketidakpercayaan lagi terhadap yang namanya pemerintah dan wakil rakyat. Apalagi didukung dengan tersiarnya kabar-kabar negatif dari media massa di Indonesia.


Akan tetapi, melalui tulisan ini aku ingin membagi pemikiran yang aku dapatkan.
- Hubungan yang baik dengan orang lain akan terjalin, karena adanya rasa percaya.
- Di dalam hubungan yang baik, pasti terjadi yang namanya timbal balik. Ketika aku hari ini diberi, aku selalu berkeinginan suatu saat nanti untuk gantian memberi.

Secara logisnya:
- Tidak akan pernah ada pemerintahan yang baik, kalau tidak ada rasa percaya antara pemerintah dengan warga negaranya.
- Pemerintah Indonesia mau mengadakan pemilu, mempercayai kita (seluruh warga negara yang ada, baik yang berjas berdasi maupun yang bertelanjang kaki) untuk memilih caleg untuk menjadi wakil rakyat. Kesempatan untuk memilih pemerintahan yang lebih baik itu ADA.
- Dan aku nggak tahu dengan Pemilu tahun 2009 (mungkin masih belum cukup dewaas), tapi menurutku biodata caleg yang bisa diakses melalui kpu.go.id adalah sebuah kemajuan dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia.

=> Aku punya koneksi internet, aku bisa mengakses tawaran untuk mengenal caleg itu.
=> Mungkin memang nggak semua caleg punya riwayat hidup yang meyakinkan, tapi nggak sedikit juga koq yang bener-bener kelihatan pengen memberikan karya terbaiknya untuk bangsa dan negara ini.


Dan akhirnya aku memutuskan:
- Gerakan untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik SUDAH dimulai. Nggak sedikit caleg yang emang beneran mau memberikan karya terbaiknya. Siapa saja mereka? Yuk kita pilih.
- Kita harus mengakui kalau kita sudah "terjebak" dengan yang namanya kemalasan dan kesalahan persepsi dalam mengartikan memilih itu adalah sebuah hak. Ayooo, caleg berkualitas ini butuh dukungan suara kita.
- Pemimpin yang baik dalah mantan pengikut yang baik. Aku tahu, kita semua pengen Indonesia yang lebih baik. Semua pengen ngelakuin ini itulah untuk Indonesia, tapi pakai embel2 "dan mungkin bila NANTI". Ya kalau kita kesampean jadi kan. Caleg berkualitas ini toh sudah ada, mungkin kita nggak sepenuhnya sepaham, tapi kita harus tahu diri kalau tonggak kepemimpinan bangsa ini sedang ada di tangan mereka. Saat ini, mari kita berikan kepercayaan kita untuk mereka.

-> Di Pemilu 2014 ini, aku yang aslinya orang Salatiga ini akan memilih seorang caleg dari Dapil Jakarta, yang setelah aku pelajari memang bener-bener berkualitas. Kuberikan suaraku untuknya, untuk Indonesia yang lebih baik!

Sabtu, 29 Maret 2014

Kado untuk diriku

00:08. Es gab einen Anruf.

Aku akui, aku memang berharap.
Tapi aku juga mawas diri, kalau aku bukan siapa-siapa.
Dan dia sendiri memang punya karakter Jerman yang kuat.

"Alles Gute zum Geburtstag", sagte sie.
Sie konnte vielleicht keinen schönen Satz zu dem Geburtstag sagen.
Dennoch war ich ganz glücklich.

"Was willst du dir zu deinem Geburtstag kaufen?"
Ich antwortete: "Zurzeit will ich gar nicht. Aber im Sommer möchte ich nach Island fliegen"
Es wird eventuell mein schönes Geburtstagsgeschenk sein.
Aber ich gebe hier zu:
Dein Dasein selbst war mir ein schönes Geschenk von dem lieben Gott.

Gott sei Dank.
Heidelberg, 29. März 2014

Rabu, 26 Maret 2014

22

Bald werde ich 22 sein..

Was habe ich gemacht?
Habe ich was Gutes gemacht?

Was will ich noch?
#ResolusiDiUmur22

Minggu, 16 Maret 2014

Fahrrad Reparatur in Heidelberg

Ich kann ohne dich leben..
So sagt ein Junge zu ihrem Mädchen.

Ich sage es aber zu meinem Fahrrad.
Am Dienstag gab es ein Loch auf seinem hinteren Rad.
Mein Lieblingsfreund URRMEL ist in der vorlesungsfreien Zeit nur donnerstags geöffnet.
Das heißt,  ich musste bis Donnerstag ohne mein Fahrrad leben :(

Am Donnerstag habe ich die Reparatur gemacht.
Mein Fahrrad ist "gesund" geworden und ich habe es sogar probiert, in dem ich es als Bäckereiwagen im Neuenheimer Feld benutzt habe.

Jedoch war es am Freitag morgen wieder kaputt.
Aha, ich war sicher, dass das Problem an dem äußeren Rad lag. Es musste erneuert werden.
Bis Donnerstag könnte ich wirklich nicht warten. Ich kann nicht ohne dich leben, mein Fahrrad..


Heute morgen habe ich mein Fahrrad zu dem Laden gebracht, wo ich es gekauft hatte.
Der Inhaber heißt Sezai Ciftci. Das Laden selbst liegt in Marstallstr. 3, 69117 Heidelberg.
Ich bin um viertel vor dem Ladenschluss gekommen. Der Typ war sehr nett, der sagte zu mir:
"Kommen Sie wieder in einer halben Stunde. Ich mache es gleich".

Nach einer halben Stunde bin ich wieder gekommen und mein Fahrrad ist wieder "hübsch" geworden.
Das hintere Rad wurde erneuert und dafür bezahlte ich nur 7,50 €.


Ich freue mich sehr über diesen Typ. Sein Laden. Seine Hilfbereitschaft und Freundlichkeit.
Also, den Laden kann ich euch empfehlen.

Braucht ihr ein gebrauchtes Fahrrad oder eine Fahrrad Reparatur, kommt doch zu seinem Laden.
Ihr werdet mit dem Laden garantiert zufrieden.

Sabtu, 08 Februari 2014

Rasa Ini

Sabtu, 8 Februari 2014, dini hari..

Aku merasakan sebuah rasa baru,
Sebuah rasa yang kelihatannya belum pernah aku rasakan sebelumnya,
ya, kalau aku mencoba mengingat-ingat lagi, memang betul rasa seperti ini belum pernah aku rasakan sebelumnya..


Aku jadi tidak tahu bagaimana mengatasi rasa ini..

Sebuah rasa yang membuat diriku merasa lemas, jantungku berdegup begitu kencang, yang membuatku tidak bisa tidur sampai detik tulisan ini ditulis (3:49am)..

Sebuah rasa yang membuatku mengingat 2 lagu yang berkesan di masa SMPku..

Sebuah rasa yang merobohkan egoku untuk mempersiapkan ujian dengan baik..

Sebuah rasa yang kelihatannya sedang benar-benar ingin menguji ketulusan dan kesungguhan diriku..


.. dan sebuah rasa yang aku yakin bukan sebuah kebetulan, memang sudah diatur oleh Allah Bapa di Surga,
dan mungkin ini akan menjadi salah satu keputusan penting dalam hidupku..

Tuhan, curahkanlah Roh Kudus-Mu ke dalam hatiku..
Jagalah hati nuraniku ini supaya jangan sampai dia tersesat..


Tautologi:
".. Akankah berakhir semua rasa yang telah tercipta.."
Akhir Rasa Ini - Samsons

Jumat, 07 Februari 2014

Ketulusan dan Kesungguhan

Ketulusan = Sesuatu yang bisa kamu pelajari ketika kerjamu tidak dihargai
Kesungguhan = Sesuatu yang bisa kamu pelajari ketika kamu lelah dan kecewa

- Modifikasi dari Kata-Kata Dahlan Iskan -


Belajar = Dari tidak tahu menjadi tahu
Di dalam proses itu terdapat fase kurang tahu, cukup tahu, hingga akhirnya menjadi tahu

Mungkin aku hanya masih kurang tahu arti kata ketulusan dan kesungguhan
Aku bersyukur, setidaknya aku sudah melangkahkan satu kakiku ke angka 4,667

Kamis, 30 Januari 2014

Cikal Bakal Kehidupan

PRPP yang aku tahu adalah Pekan Raya Pembangunan Provinsi,tapi PRPP di sini merupakan singkatan dari PhospoRibosylPyroPhospat.
PRPP ini adalah bahan baku biosintesis DNA/RNA.

1. Bila ingin membuat basa purin (Adenin/ Guanin),
Bahan yang dibutuhkan:
- PRPP
- Glutamin
- 9 Enzim
- Enzim Ribonukleotid Reduktase
Cara memasak:
- Serang PRPP menggunakan Glutamin, gugus -NH2-nya akan mensubsitusi gugus Pyrophosphat.
- Menggunakan 9 Enzim, senyawa tadi akan dikonversi menjadi IMP (Inosinmonophosphat).
- Like father like son, sebagai Bapak dari Basa Purin, Inosin ini memang mirip benar dengan Guanin. Perbedaannya hanya terletak di C-2: Guanin punya gugus -NH2, sedangkan Inosin tidak.
- IMP ini dengan bantuan enzim Ribonukleotid Reduktase akan dikonversi menjadi AMP, ADP, dan seterusnya atau GMP, GDP, dan seterusnya

2.  Bila ingin membuat basa pirimidin (Cytosin/ Thymin/ Uracil),
Bahan yang dibutuhkan:
- PRPP
- Dihydroorotsäure
- Enzim Dihydroorotat Dehydrogenase (DHODH)
Cara memasak:
- Menggunakan Enzim DHODH, Dihydroorotsäure akan dikonversi menjadi Orotsäure.
- Mirip dengan cara memasak basa purin: Serang PRPP menggunakan Orotsäure, Orotsäure akan mensubstitusi gugus Pyrophospat membentuk OMP (Orotsäuremonophosphat?)
- Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, sebagai Bapak dari Basa Pyrimidin, Orotsäure ini memang mirip benar dengan Uracil.
Perbedaannya hanya terletak di C-6: Uracil hanya punya gugus -H, sedangkan Orotsäure mempunyai gugus -COOH.
- OMP ini selanjutnya akan dikonversi menjadi UMP atau CMP dan seterusnya

.. dan bersama mata kuliah Chemie A marilah kita menguasai dunia..

Rabu, 29 Januari 2014

My 5cm: Mount Zugspitze

Coincidentally, i remembered a film named 5 cm.
5 cm is the distance that you should set up (in your imaginative world) between your eyes and your dream.
As it is only 5 cm far away from you, you may not forget about it and it will come true.

As the dream climbing the highest mountain in Java Island that Zafran dkk set up, i had a dream to climb the highest mountain in Germany.
On September 2012 i did it with one of my best friends, Dita.

I took regional trains from Heidelberg to Garmisch-Partenkirchen. On the way to Garmisch, we took a photo of a mountain in the area. I was so excited, what kind of adventure was waiting right there?
After arriving at Garmisch, we built a tent and bought some food and drinks for the tomorrow adventure. We also made a planning what we would do tomorrow.

On the next day, we bought two day-tickets of funicular with a reasonable price because we were still students. It was only 42.5 Euro per Person.
First, we took a funicular to to the foot of mountain Alpspitze, the neighbor of Zugspitze. This photo was taken from 1000 meters above the sea level. We could enjoy a beautiful view from this level. Unfortunately, the weather was not very nice. It was cloudy.
Then, we continued our journey, walked for about 2 2km till we found another funicular station. We took that funicular and reached a height of 1600 meters. There was only a very thin layer of snow there. Actually, we could still climb the mountain till the peak (about 2600 meters). But there was no funicular to reach it. While i wanted to climb the highest one, we just took some photos here and then went down. (and of course i did planking too here, because i was so amazed with the beautiful view i could see from the panorama platform).
Another thing that impressed me was this funicular. It could bring us from a height of 700m to 2000m. Wonderful technology!

We continued then our climb to Zugspitze. We took a special train that brought us to 2500m above the sea level. As we went out from the train station, we belonged to a few people that saw snow in the summer.
Then we just went up again to a height of 2800m. We could see that we were above the clouds. The wind was so strong there and it was really cold. We walked again and we met a warning sign: "Here you leave safety area alpine dangers".
 Nobody may enter this area without any practices before or suitable equipments. But we were still young and we wanted to reach the peak. With full of brave we started to do the real climb.
Aaand we did it.

We were on the top of Germany, Zugspitze 2962 meters!
We could also show to the world that we could do anything if we just believe that we can do it.

After that, we went down with the hi-tech funicular (this time from 2500m to 750m) and saw another beautiful views and finally landed to the earth.
Before we left Garmisch, Dita took a photo of me with the mountains that we defeated together in the background. I will never forget this adventure..!!!

Sabtu, 18 Januari 2014

Wenn ihr von Heidelberg Hbf nach Stuttgart Hbf werktags um 08:10 Uhr fahren wollt

Hi VRN Gebiet - Studis,

Das Baden-Württemberg Ticket gilt werktags leider erst um 9 Uhr.
Von daher können wir das Ticket nicht nutzen.

Aaaber, ich gebe euch einen Tipp.
Kauft ein Gruppenticket von KVV-Netz
- das kostet 18 €, gilt sogar für einen Tag für 5 Personen - Stand 01.2014)
- wenn ihr nur zu zweit seid, lohnt es sich wahrscheinlich noch, wenn ihr zwei Einzelfahrkarten kauft
- das könnt ihr in den Automaten der VRN S-Bahnen kaufen (S1 - S5)

Dieses Ticket dient der Fahrt von Bad-Schönborn Kronau/ Süd (die VRN/ KVV Grenze) bis zu Mühlacker bzw. Vaihingen Enz.
Bis dahin sagt die Uhr, dass es schon um 9 Uhr ist - also jetzt gilt unser BaWü-Ticket..!!!
(und die Einzelfahrkarte kann dann ruhig weggeschmießen werden).


Wir freuen uns, euch an Bord begrüßen zu dürfen.


Kristanto Irawan Putra
Euer Deutsche Bahn - Betreuer

Senin, 06 Januari 2014

Das neue Testament und die Psalmen

Demikian judul buku yang aku peroleh hasil mengamati perkembangan sebuah grup berisikan pecinta penawaran-penawaran menarik di media sosial Facebook.

Buku yang satu ini cukup menarik, karena secara kasat mata orang tidak akan menyadari kalau buku yang satu ini merupakan kitab suci perjanjian baru, sehingga bisa dijadikan Taschenbuch (buku kecil yang bisa dimasukkan ke dalam tas, bisa dibawa ke mana-mana, dan bisa dibaca ketika ada waktu senggang).

Hal yang menarik lagi,
ada halaman daftar isi khusus yang menyebutkan ayat-ayat yang dibutuhkan dalam kehidupan kita sehari- hari.

Dan inilah yang ingin aku bagikan ke kalian semua para pembaca
HILFE IN PRÜFUNGEN
Bantuan saat menghadapi hari-hari ujian
1 Kor. 10 : 13
"... sondern mit der Versuchung auch den Ausgang schaffen wird (red - Gott), so dass ihr sie ertragen könnt"

which means
"... tetapi dengan memberi cobaan Ia juga menciptakan jalan keluarnya, sehingga kalian akan bisa menghadapinya"


Amin

#ThrAlaAsnGlyGlyAlaLeu - AspSecAla - BGluLeuAlaSer - PheGluBArgSecAlaArgIle

Sabtu, 04 Januari 2014

Sandi Pramuka Baru

Terinspirasi dari mata pelajaran Biokimia yang akhirnya aku pelajari untuk yang ketiga kalinya..

Ada sandi kotak, sandi obat nyamuk, dan ada sandi morse..
Aku mencoba membuat sandi baru, yang aku beri nama sandi asam amino

Sandi Asam Amino
A = Ala

AlaLysSec - AlaAsnAlaLys - ProArgAlaMetSecLysAla
  A   K   U  -   A   N   A   K  -   P   R    A   M  U   K   A

Coba waktu pramuka dulu udah ada sandi begini ya.. lol


PR:
AspPylAlaLysAlaAsn - AlaLysSec - BSecAlaThr - SecJIleAlaAsn - BIlePylLysIleMet AsnAlaAsnThrIle TyrAla
ThrAlaAsnGlyGlyAlaLeu - AspSecAla - BGluLeuAlaSer - PheGluBArgSecAlaArgIle

GlyArgAlaCysIleAlaSer

Kamis, 02 Januari 2014

Nama Khas Indonesia


Beberapa waktu yang lalu Coca-Cola mengeluarkan kemasan Coca-Cola kaleng dengan tulisan "share a coke with ... (put a name)".
 Ketika aku liburan kemarin, aku menjumpai hal yang serupa dengan tulisan seperti di atas. Ece adalah nama khas dari negara tersebut.

Pertanyaanku, bagaimana hal ini di Indonesia? Hal ini mengingat di zaman sekarang ini rasa-rasanya Indonesia tidak memiliki nama-nama khas lagi. Nama-nama itu biasanya hanya ada di buku pelajaran bahasa Indonesia dan tidak pernah menjadi nama seorang anak lagi di zaman sekarang.

Sebagai contoh:
- aku yang lahir pada tahun 90'an sudah tidak mempunyai teman sekelas lagi bernama Joko
- malahan aku mempunyai teman yang bernama Michelle

Aku tidak bermaksud menyerang orang yang bernama kebarat-baratan itu ataupun orang tua yang telah memberi nama begitu kepada mereka, karena tentu saja pengaruh dari nama baptis (nama yang diperoleh ketika seseorang mempunyai iman yang dewasa di agama kristiani) berperan di sini.
Akan tetapi, aku ingin mengajak para pembaca di sini berpikir sejenak, apakah pemberian nama-nama kebarat-baratan itu didasari rasa minder dengan nama-nama dari negara sendiri?

Misalnya:
- aku malu kalau memberi nama anakku Paijo. Di sekolah nanti pasti dia akan diejek oleh teman-teman sekelasnya

Apabila pemikiran itu menguasai diri kita, aku bisa katakan kita salah. Sebuah nama memiliki sebuah arti. Jadi, tidak ada nama yang jelek, kedengaran ndeso (kampungan), atau apapun itu.

Aku ambil contoh lagi, nama-nama barat seperti
- Schweinsteiger (=penunggang babi)
- Müller (=tukang giling gandum di windmill (Windmühle))
- Longbottom (=bokong panjang)
dijadikan nama belakang seorang anak di Eropa dan masih eksis sampai sekarang. Mungkin memang kedengaran wow di telinga kita, tapi kalau kita melihat artinya, apakah masih menjadi sangat wow lagi?

Sekali lagi, pemikiran yang mengatakan kalau nama kebarat-baratan itu keren dan nama dari negara sendiri itu ndeso adalah pemikiran yang salah. Sebuah nama memiliki sebuah arti dan sebenarnya mengandung identitas dan budaya dari negara itu sendiri.

Jadi, kenapa kita harus mengejek orang dengan nama Paijo dan Painem?