Laman

Jumat, 19 April 2013

Universitas dan Kehidupan

Pernahkah kalian mendengar frasa universitas kehidupan?


Frasa universitas kehidupan barangkali muncul pertama kali dari buku Sepatu Dahlan Iskan.

"Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN
TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA."

[Disadur dari Buku "Sepatu Dahlan Iskan"]


Sangat menginspirasi sekali.
Melalui tulisan berikut ini, aku ingin menambahkan sedikit saja:

Tautologi adalah hal yang sangat aku sukai. Kalau Dahlan Iskan menggabungkan kata universitas dan kehidupan menjadi satu frasa, aku justru memisahkannya menjadi 2 kata.
Tujuannya bukan untuk menghilangkan maknanya sepenuhnya, melainkan untuk menambahkan sedikit makna, bahwa aku sedang tidak mengalami kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan di universitas pada saat sekarang ini.

Tapi aku tiba-tiba teringat pada apa yang kutulis pada buku katalog SMP Domsav tahun 2006/2007:
"Even though i will fail many times, i will be reborn forever"

Aku sangat suka dengan tantangan, dan itu benar: keputusan untuk berkuliah di Jerman cukup banyak adalah karena egoku: aku ingin sebuah tantangan baru.
Melalui kesukaran, tantangan, dan air mata yang kini berkecamuk dalam hatiku ini, setelah aku telaah lebih lanjut, mungkin ini adalah jawaban dari Tuhan atas doaku selama ini.

Mungkin inilah tantangan itu. Apakah aku pantas mengeluh untuk keinginanku yang terkabul ini?
Tiba saatnya motto hidupku sejak SMP itu untuk diuji.
"Aufgeben ist nicht da in meinem Wörterbuch. Ich werde niemals, niemals und NIEMALS aufgeben!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar