Laman

Sabtu, 27 April 2013

KNKP: Kenusantaraan dan Kepemimpinan

KNKP merupakan akronim dari KeNusantaraan dan KePemimpinan, salah satu dari 3 mata pelajaran kurikulum khusus SMA Taruna Nusantara Magelang.

Pelajaran ini (pada masanya) diampu oleh Bapak Banar Budiyono dan Bapak Henang Widayanto.


Yang membuatku tiba-tiba menulis tentang ini adalah
Ketika liburan di Indonesia, aku mencoba membongkar-bongkar kardus dokumen-dokumenku di SMA untuk mencari buku paket Kimia.
Tiba-tiba aku melihat sebuah buku tulis yang waktu itu aku pakai untuk mencatat di pelajaran KNKP ini.

Arsip ini ditulis pada tahun 2009, tahun di mana aku menjabat sebagai Ketua 2 OSIS di SMA itu. Tahun di mana kata "Kepemimpinan" menjadi sebuah kata yang sangat berarti bagiku. Ya, di tahun itulah aku boleh mendapatkan kesempatan untuk belajar memimpin di sekolah yang memang sengaja dipersiapkan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa ini di masa mendatang.

Berikut cuplikannya
"Terima kasih, Anda tidak terlambat (16:00)
Salah satu ciri pemimpin potensial:
-> "rasa bersalah dan rasa malu jika terlambat""

Aku cuman bisa bilang "wow" bila mengenang lagi masa-masa itu.
Sebuah metode yang unik untuk memanajeri manusia. Bukannya menegur dan menasehati mereka yang datang terlambat, tapi Beliau memberikan masukan bagi mereka yang ingin disebut sebagai seorang pemimpin yang potensial.

Jiwa mudaku bergejolak.
Aku merasa mirip dengan Harry Potter, yang di edisi keenamnya menemukan sebuah buku ramuan ajaib milik Profesor Snape (Harry Potter and the Half Blood Prince).
Mudah-mudahan manfaat dari membaca buku tersebut juga mirip, aku bisa "meracik" diriku dengan baik, sehingga bisa memberikan karya terbaik bagi masyarakat, bangsa, negara, dan dunia.

N.B.
Bedanya, buku yang kutemukan adalah buku milikku sendiri :)

Selasa, 23 April 2013

Keep a Journal

Successful people keep a journal.
Why must?

"Keeping a journal equals keeping track of your life"


#dankemeinemblog
#duhastnochmalmeinlebengerettet


Jumat, 19 April 2013

Universitas dan Kehidupan

Pernahkah kalian mendengar frasa universitas kehidupan?


Frasa universitas kehidupan barangkali muncul pertama kali dari buku Sepatu Dahlan Iskan.

"Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN
TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA."

[Disadur dari Buku "Sepatu Dahlan Iskan"]


Sangat menginspirasi sekali.
Melalui tulisan berikut ini, aku ingin menambahkan sedikit saja:

Tautologi adalah hal yang sangat aku sukai. Kalau Dahlan Iskan menggabungkan kata universitas dan kehidupan menjadi satu frasa, aku justru memisahkannya menjadi 2 kata.
Tujuannya bukan untuk menghilangkan maknanya sepenuhnya, melainkan untuk menambahkan sedikit makna, bahwa aku sedang tidak mengalami kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan di universitas pada saat sekarang ini.

Tapi aku tiba-tiba teringat pada apa yang kutulis pada buku katalog SMP Domsav tahun 2006/2007:
"Even though i will fail many times, i will be reborn forever"

Aku sangat suka dengan tantangan, dan itu benar: keputusan untuk berkuliah di Jerman cukup banyak adalah karena egoku: aku ingin sebuah tantangan baru.
Melalui kesukaran, tantangan, dan air mata yang kini berkecamuk dalam hatiku ini, setelah aku telaah lebih lanjut, mungkin ini adalah jawaban dari Tuhan atas doaku selama ini.

Mungkin inilah tantangan itu. Apakah aku pantas mengeluh untuk keinginanku yang terkabul ini?
Tiba saatnya motto hidupku sejak SMP itu untuk diuji.
"Aufgeben ist nicht da in meinem Wörterbuch. Ich werde niemals, niemals und NIEMALS aufgeben!"

Jumat, 12 April 2013

Aku pulang..!

Huhu allerseits,

Aku pulang..!
Setelah kurang lebih 1 bulan berpisah dengan dunia maya, kini aku kembali lagi ke tanah Jerman untuk menulis..!!!

Memang benar kata seorang sahabatku di sini, sebetah-betahnya kamu di negeri orang, kamu tetep butuh sesekali kembali ke negaramu, untuk mengisi bahan bakar.
Aku nggak tahu apa yg ia maksud dengan bahan bakar, tapi aku merasa telah menemukannya. Bahan bakar itu adalah cinta terhadap tanah air.

Aku cinta Indonesia.
Tiga kata itu gampang untuk diucapkan, tapi ketika aku mengucapkannya pada hari ini, aku merasa ada kebahagiaan yang meluap-meluap yang membuatku mau mengatakannya dari lubuk hati yang terdalam.

Weeez, apa jangan-jangan Kristanto sudah menemukan pujaan hatinya selama liburan kali ini?
Atau gara-gara puas makan banyak makanan yang enak-enak di sana?
Atau karena apa nih? hehe

Satu-satu aja ya aku ceritainnnya.
Bagian pertama adalah soal biaya.
1. Aku baru aja perpanjang SIM C di kota Salatiga, perpanjang selama 5 tahun dan hanya dikenakan biaya Rp 105.000,00..!!!
Hal yang pengen aku soroti di sini adalah, tampaknya sudah semakin sedikit pungutan-pungutan liar di Indonesia, semenjak ada KPK :)
2. Biaya kirim kartu pos ke Jerman, Rp 5.000,00..!
3. Biaya kirim surat dalam kota Salatiga, Rp 2.000,00; Jawa Tengah Rp 2.500,00; dan Ekspress 1-2 hari (Nasional) Rp 9.000,00!
 4. Aku selalu membangga-banggakan Mitfahrgelegenheit di negara Jerman. Ternyata di Indonesia juga ada lho, tapi namanya travel :D
Aku sempet survei harga nih ceritanya, yakni Cipaganti ke Jogja.
- Titip barang Rp 30.000,00
- Penumpang Rp 40.000,00
Yang membuat aku lebih bahagia lagi adalah, aku pernah mencoba naik bus umum dari Salatiga ke Jogja.
- Salatiga - Bawen tarifnya Rp 3.000,000 (Ekonomi)
- Bawen - Jogja tarifnya Rp 35.000,00 (Patas)
Jadi kalau dihitung-hitung, travel Salatiga - Jogja itu harganya merakyat..!!!

Sekian dulu postinganku yang pertama setelah pulang ke Jerman lagi ini.
Ternyata aku makin cinta Indonesia, makin sayang, abdi bogoh kasalirang, kula tresena sliramu, Indhonesiya..!!!