Laman

Sabtu, 28 Januari 2012

Orientierungsprüfung

Puji Syukur. Email dari Herr Dr.Schäfer yang baru saja kuterima malam ini menginformasikan bahwa aku lulus ujian Orientierungsprüfung kemarin. Lega rasanya, kini aku sudah semakin resmi menjadi bagian dari keluarga besar jurusan Molekulare Biotechnologie (MoBi) di Universität Heidelberg.

Orientierunsprüfung, atau ujian orientasi, adalah ujian yang diberikan kepada para mahasiswa baru di suatu jurusan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah para mahasiswa itu sudah tepat di jurusannya masing-masing, atau salah jurusan.
Pada awalnya, aku sempat pesimis karena jurusan ini telah membuatku selama ini jatuh bangun dalam perjuangan untuk bertahan hidup di jurusan ini. Sering terpikir, "Apa aku salah jurusan?". Akan tetapi Tuhan menjawab keraguanku melalui kelulusanku itu, dan kini aku tak ragu lagi dengan kemampuanku. Aku adalah seorang mahasiswa jurusan Molekulare Biotechnologie di Universität Heidelberg.

Kuliah Biologi tentang Kanker yang kuterima tadi siang pun sangat menarik perhatianku. Aku pun semakin mantap, bahwa inilah jurusan yang ingin aku pelajari.

Walau lelah kucoba, 'tuk menggapai hatimu, MoBi..
Jatuh bangun aku mengejarmu, MoBi..
Was mich nicht umbringt, macht mich stärker..!

Rabu, 25 Januari 2012

Hari-hari Kritis

Puji Tuhan, hari pertama dari hari-hari kritis-ku sudah kulewati.
Kritis bukan karena aku sedang diobname di rumah sakit, melainkan karena ujian dan praktikum-praktikum yang menghadang. Aku mengambil kata kritis, terinspirasi dari kuliah Fisika kemarin, yang membahas tentang titik kritis, suhu kritis, dan tekanan kritis.

Hari ini ujian Biologi telah kutempuh. Mudah-mudahan lulus dengan nilai yang memuaskan.
Malam ini aku harus belajar lagi untuk mempersiapkan ujian besok pagi, Farmasi, sekaligus praktikum yang akan kukerjakan sore hari.
Malamnya, aku harus mengerjakan laporan dari praktikum hari Senin kemarin, sekaligus mempersiapkan praktikum yang akan kukerjakan pada hari Kamis sore.

Aku percaya, aku menamainya hari kritis karena ini adalah hal baru dalam hidupku, yang sering kuanggap sebagai masalah. Benar, melalui status di Facebooknya, Bang Wikan telah mengajarkanku sebuah filosofi baru:
"Masalah adalah sesuatu yang lebih besar daripada kemampuan kita saat ini. Ketika kita bisa menyelesaikannya, berarti kita telah berkembang. Masalah-masalah yang sudah kita selesaikan itu apabila muncul kembali bukan menjadi sebuah masalah lagi, karena telah berubah menjadi sebuah Rutinitas."

So, keep moving forward..! kip moving forward..!!!
Anda hanya sedang diminta untuk berkembang lebih jauh lagi.

Sabtu, 21 Januari 2012

Berpusat pada Siapa-/ Apakah Kita Seharusnya? (1/2)

    Andaikan malam ini anda mengajak istri anda untuk pergi ke konser. Anda sudah mempunyai karcisnya, istri anda gembira sekali karena akan pergi. Sekarang sudah pukul empat sore.
    Tiba-tiba, bos anda memanggil anda ke kantornya dan mengatakan ia memerlukan bantuan anda sepanjang malam ini untuk menyiapkan sebuah rapat penting pukul 9 besok pagi.
    Seandainya anda memandang melalui kacamata yang berpusat pada pasangan atau berpusat pada keluarga, kepedulian anda yang utama adalah istri anda. Anda mungkin akan mengatakan pada bos anda bahwa anda tidak dapat tinggal di kantor karena anda mengajak istri anda ke konser agar dapat menyenangkan hatinya. Anda mungkin akan merasa bahwa anda harus tinggal di kantor untuk melindungi pekerjaan anda. tetapi anda akan melakukannya dengan omelan, cemas akan respons istri anda, berusaha membenarkan keputusan anda dan melindungi diri dari kekecewaan atau kemarahan istri anda.
    Jika anda memandang melalui lensa yang berpusat pada uang, pikiran utama anda akan tertuju pada uang lembur yang akan anda peroleh atau pengaruh yang dihasilkan oleh kerja lembur pada kemungkinan kenaikan gaji anda. Anda mungkin akan menelepon istri anda dan mengatakan kepadanya bahwa anda harus lembur, dengan asumsi ia akan mengerti bahwa tuntutan ekonomi harus didahulukan.
    Jika anda berpusat pada kerja, anda mungkin berpikir tentang peluang. Anda dapat belajar lebih banyak tentang pekerjaan tersebut. Anda dapat mengajukan beberapa pendapat pada bos anda dan memajukan karier anda. Anda mungkin menghibur diri karena sudah mengorbankan waktu jauh lebih banyak daripada yang diminta, bukti bahwa anda seorang pekerja keras. Istri anda seharusnya bangga akan anda!
    Jika anda berpusat pada harta, anda mungkin berpikir tentang benda-benda yang dapat dibeli dengan uang lembur. Atau mungkin anda berpikir bahwa jika anda lembur, maka itu merupakan aset yang bagus sekali bagi reputasi anda di kantor. Besok, semua orang akan mendengar betapa mulianya anda, betapa penuh pengorbanan dan setianya anda.
    Jika anda berpusat pada kesenangan, anda mungkin menolak pekerjaan tersebut dan pergi ke konser bahkan seandainya istri anda tidak keberatan jika anda bekerja lembur. Anda layak pergi keluar malam itu!
    Jika anda berpusat pada teman, keputusan anda akan dipengaruhi oleh apakah anda sudah mengajak teman atau belum untuk menonton konser tersebut bersama anda. Atau apakah teman-teman anda di tempat kerja juga ikut lembur.
    Jika anda berpusat pada musuh, anda mungkin mau kerja lembur karena anda tahu hal ini akan memberi anda keuntungan besar atas musuh anda di kantor yang berpikir dirinya adalah aset terbesar bagi perusahaan. Sementara musuh anda bersenang-senang, anda akan bekerja dan membanting tulang, mengerjakan pekerjaannya dan pekerjaan anda, mengorbankan kesenangan pribadi anda demi kepentingan perusahaan yang musuh anda dapat abaikan dengan begitu gembira.
    Jika anda berpusat pada gereja, anda mungkin dipengarui oleh rencana anggota lain dari gereja anda untuk menghadiri konser tersebut, oleh ada tidaknya anggota gereja yang bekerja di kantor anda, oleh sifat konsernya - Messiah karya Handel mungkin memiliki prioritas lebih tinggi daripada konser rock. Keputusan anda mungkin dipengaruhi pula oleh apa yang anda pikir harus dilakukan oleh seorang "anggota gereja yang baik" dan oleh cara anda memandang kerja ekstra tersebut, sebagai "pelayanan" atau "pencarian kekayaan."
    Jika anda berpusat pada diri sendiri, anda akan berfokus pada apa yang paling menguntungkan bagi anda. Apakah lebih baik bagi anda untuk pergi ke konser malam itu? Atau apakah lebih baik bagi anda untuk menyenangkan bos anda? Yang akan menjadi kepedulian utama anda adalah bagaimana pilihan yang berbeda tersebut mempengaruhi anda.
    ... (bersambung)

(sumber: 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif - Stephen R.Covey)

Kamis, 12 Januari 2012

Menerima Diri Sendiri Apa Adanya

Terima kasih, Budi..! Budi Hartono adalah salah seorang sahabatku, yang kini sedang menempuh studi Master Teknik Mesin di Universitas Teknik Kaiserslautern. Ia mengajakku untuk berdoa rosario semalam.

Awalnya aku malas untuk berdoa rosario, soalnya sedikit banyak membuang waktuku dengan percuma. Akan tetapi, aku coba jalani saja, toh aku juga sudah cukup penat belajar pada malam hari itu.
Khasiat doa memang luar biasa. Tiba-tiba aku merasa segala kepenatanku hilang, dan aku bisa belajar lagi dengan baik.

Sampai pada akhirnya, aku menerima suatu filsafat pada malam itu, yang tiba-tiba saja terlintas dalam benakku, dan membuatku terasa nyaman.
"Terimalah dirimu apa adanya, dengan segenap kelebihan dan kekuranganmu.."
Kalau tadinya aku selalu hidup dengan menutupi kekuranganku, kini kuputuskan untuk tidak melakukannya lagi. Menunjukkan kekurangan apa adanya bukanlah suatu kelemahan, melainkan suatu kekuatan tersendiri, karena kita mengetahui batas kemampuan diri kita.

Dengan bersikap demikian, kita justru bisa memaksimalkan potensi kita secara optimal.
Contohnya, aku adalah seorang petarung malam. Jadi ngapain aku memaksakan diriku untuk belajar pada sore hari? Tahu begini tadi sore aku berangkat badminton dan voli.. :D

Rabu, 11 Januari 2012

No Title

"sprachliche Probleme --> eventuell auf Englisch antworten?"

#43,50/100Punkte:nichtbestanden

Jumat, 06 Januari 2012

Hukum yang terutama

Mat.22:37
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Mrk.12:30
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.