Laman

Rabu, 08 September 2010

Terbang ke Jerman

Ich bin nach Deutschland geflogen.

Perjalanan yang memakan waktu sekitar 18 jam ini kutempuh dengan maskapai Qatar Airways. Puji Tuhan, harga tiketnya waktu itu bisa dapat murah, 598 USD aja (kurs 1 USD=Rp 9.075,00).

Maskapai yang bisa membawa kita ke Jerman dari Indonesia tu ada beberapa, di antaranya Fly Emirates, Etihad Airways, Qatar Airways, dan Lufthansa.

Fly Emirates, harga tiketnya konstan di 857 USD, dengan bagasi 30kg dan handcarry 7 kg, transit di Dubai, dan tiba di Frankfurt International Airport di terminal 2E.

Qatar Airways, harga tiketnya bervariasi, kalau pas bejo bisa dapat harga murah 598 USD itu (dulu sih setiap Selasa). Bagasi 20 kg, handcarry 7 kg, transit di Doha, tiba di FRA di terminal 1B. Ini yang aku pakai kemarin, kalau udah di terminal 1 FRA, enak. Tinggal jalan dikit udah nyampai stasiun kereta. Dan siap melanjutkan perjalanan.

Etihad Airways, harga tiketnya bervariasi juga, harga di tengah2 Emirates dan Qatar Airways. Bagasi 23 kg, handcarry 7 kg, transit di Abu Dhabi, tiba di FRA terminal 2E. Kalau di terminal 2 ini, buat ke stasiun kereta, kita mesti naik Sky-Train dulu, pindah ke terminal 1.

Lufthansa, ni maskapai punya Jerman. Harga di atas ketiga maskapai di atas dan transit di Singapura. Maskapai ini nggak aku saranin ya, soalnya waktu transit yang paling pas menurutku ya di Dubai, Doha, atau Abu Dhabi itu (7 jam perjalanan dari Indonesia). Kalau transit di Singapura, kurang lebih 14 jam perjalanan Singapura-Frankfurt tu pol melelahkan!

Satu hal yang jelas, maskapai-maskapai ini anti molor alias selalu tepat waktu. Jadi kalau dikasih waktu transit 2-3 jam ntar, tenang aja, pasti bakalan sempet koq.
Aku cerita dikit tentang pengalamanku nih ya. Begitu aku masuk ke pesawatnya, aku terkejut. Kursinya AB DEFG JK. Kayak gitu ada 40an baris ke belakang. Brarti muat 300an orang ya.
Terus, waktu mau duduk nih, aku kaget. Udah ada seperangkat alat cuma2 yang dikasih. Pertamane aku ndeso, bingung, ini apa. Ternyata setelah taQ identifikasi, mereka adalah bantal, selimut, penutup mata, odol dan sikat gigi.
Waktu itu aku dapet seat 22J. Sebentar duduk, datanglah teman sebelahku, seat 22K. Cewek Asia, mungkin dari China/Taiwan. Bahasa Inggrisnya mantep banget. Pertama kali aku minder!

Sepanjang perjalanan, aku ditemani masakan2 yang lezat dan TV pribadi. Sekali terbang (7 jam) itu, kita bakal dikasih 2 kali masakan. Enak pol deh, dijamin. Mau lidah Asia, lidah Eropa, yang jelas tu masakan bisa enak banget,.Canggih banget nih pesawat (mungkin aku yang ndeso ya..). TVnya menyimpan puluhan film yang udah pernah diputer di bioskop kayak RobinHood gitulah. Remotenya bisa ditarik ke seat, sehingga dengan nyamannya kita nonton kayak di rumah.

Disediain juga headset gratis ternyata. Nah, sayangnya aku baru tahu kalau ada fasilitas kayak gini nih waktu udah 2 jam terbang, sambil lihat kiri lihat kanan. Pertama kali aku bingung, "Ni orang pinter ya, bawa headset waktu di pesawat..." Eh, tahunya itu emang disediain pesawat!haha (katrok mode on)

Satu hal lagi yang bikin aku bangga, Qatar ini menyimpan lagu dari Samsons! Dengan penuh haru aku dengarkan tembang2 dari Samsons, sperti Seandainya, Kisah Tak Sempurna, dkk.
Begitu badan terasa pegel, untunglah pas dengan waktu pesawat mendarat di Doha. Pesawatku yang kedua nggak sebagus yang pertama, tapi nggak papa-lah. Yang jelas aku nggak se-ndeso yang pertama.. haha Begitu boarding, langsung aku setel lagi lagu2 dari Samsons, lagu yang membuat aku bangga bertanah air Indonesia...

Nah, gitu dulu tips dari aku.
Mudah-mudahan bisa bermanfaat..